24 Maret 2011

Rating Kredit Reksadana

Rating Kredit, dilakukan dengan menilai kualitas portfolio kredit secara keseluruhan. Diperingkat dari yang paling tinggi yaitu AAA ke CCC yang sangat spekulatif/rendah. Di Indonesia ada lembaga yang melakukan pengukuran terhadap rating kredit suatu produk Reksadana yaitu PT.Pefindo.

Metodologi pemeringkatan Credit Quality Rating (PCR) mencakup analisa yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Analisa kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Matriks PCR yang dikembangkan untuk mengevaluasi tingkat perlindungan dari suatu reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang terhadap kemungkinan gagal bayar (default) dari portfolio yang terkandung di dalam reksadana tersebut.



Langkah pertama dalam mengevaluasi kualitas kredit dari portfolio reksadana adalah menetapkan peringkat terhadap seluruh efek yang terdapat di dalam portfolio tersebut. Jika sebelumnya telah menetapkan peringkat terhadap suatu efek di dalam portfolio, maka peringkat tersebut dapat langsung digunakan, sementara untuk efek yang belum diperingkat, maka akan ditetapkan suatu peringkat setelah sebelumnya melakukan analisa terhadap kualitas kredit dari efek tersebut.

Setelah seluruh efek dalam portfolio telah diperingkat, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan bobot kredit untuk setiap sub-kategori pemeringkatan. Bobot kredit untuk masing-masing sub-kategori pemeringkatan terkait secara langsung dengan tingkat gagal bayar dan transisi berdasarkan pengalaman secara historis.

Semakin rendah suatu peringkat, maka bobot kredit nya akan semakin besar, seiring dengan meningkatnya kemungkinan gagal bayar dari efek tersebut. Dengan menghitung tiap-tiap bobot kredit terhadap proporsi dari suatu efek di sub kategori peringkat tertentu, maka akan didapatkan total nilai kredit yang menggambarkan tingkat kemungkinan gagal bayar dari seluruh efek di dalam portfolio dan juga menggambarkan kemungkinan penurunan kualitas kredit dari portfolio.

Berdasarkan total nilai kredit ini maka akan menentukan PCR dari suatu reksadana. Dengan demikian, PCR akan berbanding terbalik dengan total nilai kredit, di mana semakin besar total nilai kredit, maka akan menghasilkan PCR yang semakin rendah, dan sebaliknya. Menetapkan sistem cluster di mana suatu reksadana akan mendapatkan peringkat tertentu jika total nilai kreditnya berada dalam rentang tertentu. Untuk mempertahankan peringkatnya, suatu reksadana harus menjaga komposisi efek-efek di dalam portfolio supaya tetap memiliki total nilai kredit yang berada dalam kategori peringkat tersebut.

Dalam analisa kualitatif, melihat pada proses dan pelaksanaan pengelolaan reksadana sehari-hari. Ada dua hal yang dilakukan dalam analisa kualitatif, yang pertama adalah evaluasi terhadap pengelola dana (fund manager). Menganggap bahwa kualitas dari pengelola suatu reksadana sangat menentukan kinerja reksadana secara keseluruhan. Faktor-faktor yang dianalisa adalah rekam jejak pengelola dalam industry reksadana dan kualitas dari karyawan inti.

Faktor kedua dari analisa kualitatif adalah strategi investasi dari pengelola dana. Juga mempelajari cara fund manager melakukan analisa kredit secara internal dan evaluasinya, pemilihan asset, dan prosedur pemantauan kredit. Selain itu, juga dilakukan penelitian terhadap rekam jejak tingkat kepatuhan pengelola dana terhadap peraturan yang berlaku.

Sumber : www.pefindo.com

09 Maret 2011

Jenis Reksadana

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, ReksaDana pun mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:

  • Risko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan, Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio ReksaDana tersebut.
  • Risiko Likuiditas, Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
  • Risiko Wanprestasi, Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan ReksaDana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) ReksaDana.


Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:
Reksa Dana Pasar Uang (Moner Market Funds).
ReksaDana jenis ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds).
ReksaDana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.

Reksa Dana Saham (Equity Funds). ReksaDana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

Reksa Dana Campuran.
ReksaDana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.

Investasi direksadana secara garis besar dapat digambarkan seperti berikut:

Reksa dana Jangka Waktu Tingkat Risiko
Saham 3 tahun Tinggi

Proteksi 3 tahun Rendah - Menengah

Campuran 3 tahun Menengah -Tinggi

Pendapatan Tetap 1-3 tahun Menengah

Pasar Uang 1 tahun Rendah

Dari keterangan diatas maka kita dapat mengetahui jenis, jangka waktu dan resiko dari investasi reksadana yang kita ambil. Semakin besar tingkat resiko yang kita ambil semakin besar laba dan sebanding dengan kemungkinan kerugian yang kita alami.

Sedangkan untuk karakter investor terbagi menjadi 3 bagian :

  • Konservatif, yakni mementingkan keamanan dana menjadi prioritas utama meskipun tetap mengharapkan investasinya tumbuh secara memadai.
  • Moderat, memiliki toleransi untuk mengalami kerugian sebagai imbalan untuk memperoleh peningkatan dalam jangka panjang.
  • Agresif, tolenrasi rugi amat besar dalam jangka pendek (dibandingkan dengan umumnya investor lain), namun dengan tujuan untuk memperoleh laba yang substantial.

Dalam reksadana pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.

Reksa dana sendiri merupakan alternatif instrumen investasi yang diperkirakan memiliki imbal hasil lebih tinggi dibandingkan Deposito, Current Account atau Saving Account. Oleh sebab itu, traditional investment sudah tidak menarik lagi, karena sadar atau tidak tingkat inflasi semakin lama meningkat. Di sisi lain, laju suku bunga perbankan masih dipatok rendah.

Keunggulan berinvestasi dalam reksa dana adalah di dalamnya terdapat sekumpulan efek baik saham, obligasi atau efek lain yang dikelola secara profesional oleh Management Investasi (MI). Pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut. Aman karena disimpan oleh bank kustodian dan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK.

Dibandingkan instrumen lain, nilai investasi reksa dana relatif rendah. Selain itu, portofolio reksa dana juga bisa didiverensifikasi. Investasi ini juga efisien dalam waktu dan biaya, karena dikelola oleh MI.

Keunggulan lain, pembagian keuntungan dan penjualan kembali bukan merupakan subjek pajak, dan transaksi pembelian atau penjualan juga sangat mudah. Sekalian itu produk ini bisa dialihkan ke jenis lain.